IGMTVnews.com —– Universitas Gadjah Mada atau UGM berduka atas wafatnya dua mahasiswa mereka dalam insiden kecelakaan laut di perairan Debut, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, Selasa, 1 Juli 2025.
Kedua korban, Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo, meninggal dunia saat menjalankan program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM).
Seperti dikutip dari laman UGM, Septian Eka Rahmadi merupakan mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM. Pria berusia 21 tahun itu dikenal sebagai sosok yang cerdas, bersahaja, dan memiliki komitmen tinggi dalam proses belajar serta mengabdi kepada masyarakat.
“Kami kehilangan sosok muda yang penuh potensi dan semangat. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga diberi ketabahan,” kata Direktur Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) UGM Dr. Rustamadji seperti dikutip situs UGM pada Selasa, 1 Juli 2025
Keberadaan Eka turut memberi kontribusi positif bagi suasana akademik di Fakultas Teknik maupun di lingkungan kampus secara keseluruhan. “Kepergiannya membawa duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan sahabat tetapi juga bagi rekan sejawatnya di KKN-PPM Unit Manyeuw,” kata Rustamadji.
Sementara itu, Bagus Adi Prayogo adalah mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kehutanan UGM. Pria asal Magelang itu juga berusia 21 tahun. Bagus dikenal aktif, cerdas, rendah hati, serta memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sekitar.
“Kami sangat kehilangan. Bagus adalah mahasiswa yang aktif, peduli terhadap lingkungan, dan menunjukkan dedikasi tinggi dalam setiap kegiatan pengabdian. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta ketabahan,” kata Rustamadji.
Bagus sempat dinyatakan hilang setelah insiden kecelakaan, sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia di perairan Pulau Wahr. Kepala Basarnas Ambon Muhammad Arafah mengatakan dengan ditemukannya Bagus, operasi pencarian resmi dihentikan. Terima kasih kepada semua unsur yang terlibat dalam proses pencarian hingga evakuasi,” kata Arafah seperti dikutip dari Antara, pada Rabu, 2 Juli 2025.
Septian dan Bagus tergabung dalam Unit KKN-PPM Manyeuw, Maluku Tenggara. Mereka meninggal dunia saat menjalankan program revitalisasi terumbu karang menggunakan metode Artificial Patch Reef (APR).
Kronologi Kecelakaan Kapal KKN UGM
Kecelakaan bermula ketika rombongan mahasiswa dan lima warga lokal menggunakan perahu jenis longboat untuk mengambil pasir sebagai bahan pembangunan APR di wilayah KKN mereka. Namun, saat perjalanan pulang dari Pulau Wearhu menuju Desa Debut, Kecamatan Manyeuw, perahu yang mereka tumpangi dihantam gelombang besar dan terbalik sekitar pukul 15.00 Wit.
“Dalam perjalanan kedua, kapal yang mereka tumpangi dihantam ombak besar hingga terbalik. Saat itu mereka sudah membawa sekitar 30 karung pasir,” kata Kapolres Maluku Tenggara, AKBP Frans Duma dikutip dari ameks.id.
Dari total 12 penumpang, sepuluh orang berhasil diselamatkan, termasuk lima mahasiswa UGM dan lima warga lokal. Tiga diantara lima mahasiswa UGM menjalani perawatan medis di Langgur, sedangkan dua lainnya dalam kondisi stabil. (*)