Welcome Ceremony – MPLS SMA LTI IGM; Jalin Kolaborasi Yang Sempurna antara Orang tua, Guru dan Peserta Didik

IGMTVnews.com —– SMA LTI Indo Global Mandiri (IGM) secara resmi menyambut 187 siswa baru tahun ajaran 2025/2026 melalui sebuah Welcome Ceremony.

Kegiatan ini menjadi wadah bagi pihak sekolah untuk memaparkan berbagai program unggulan yang akan dijalankan selama tiga tahun masa pendidikan, sekaligus mempererat komunikasi dengan para orang tua. Tujuan utamanya adalah membangun kolaborasi erat antara sekolah dan keluarga demi keberhasilan siswa di masa depan.

Kepala SMA LTI IGM, H. Hadi Wijaya, S.Pd., M.Pd., menyampaikan berbagai program yang komprehensif. Ia menekankan pentingnya pemahaman orang tua terhadap tujuan pendidikan sekolah. “Banyak sekali program yang akan kami jalankan, agar orang tua menjadi paham, mendapatkan tujuan, dan berkomunikasi dengan orang tua, selain perkenalan penyambutan, supaya nanti terjadi kolaborasi antara orang tua dan guru,” katanya.

Hadi menegaskan jika, harapan besar disematkan kepada 187 siswa baru ini. Sekolah berkomitmen penuh untuk membimbing mereka agar mampu meraih kesuksesan gemilang dalam tiga tahun mendatang, termasuk persiapan menuju Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Ini menunjukkan visi jauh ke depan yang dimiliki SMA LTI IGM.

“Kami berharap 187 siswa ini dapat meraih sukses di tiga tahun mendatang, siap menuju PTN terkemuka, baik itu di Indonesia maupun luar negeri,” imbuhnya.

Sebelum Welcome Ceremony ini, SMA LTI IGM juga telah sukses melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama lima hari. Menurut Waka Kesiswaan SMA LTI IGM, Ria Septriana, M.Kom, MPLS ini diselenggarakan sesuai dengan Permendiknas yang berlaku, memastikan semua siswa baru mendapatkan pengalaman adaptasi yang optimal. “Selama lima hari semuanya mengikuti dan aktif, dibagi menjadi delapan kelas,” jelasnya.

Selama MPLS, lanjutnya, peserta didik baru berkesempatan untuk mengenali lingkungan sekolah secara menyeluruh, mulai dari fasilitas hingga kurikulum yang akan mereka jalani. Pembagian menjadi delapan kelas juga membantu proses pengenalan berjalan lebih efektif. “Peserta didik baru bisa mengenali lingkungan sekolah dan kurikulum yang dilakukan satuan pendidikan di sekolah,” pungkasnya. (andhiko ta)

You May Have Missed