Momentum HUT RI-80, Rektor Universitas Indo Global Mandiri Soroti Beberapa Permasalahan Bangsa

IGMTVnews.com —– Rektor Universitas Indo Global Mandiri (IGM), Dr. H. Marzuki Alie, turut hadir dalam Sidang Tahunan MPR RI memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80 di Senayan, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Marzuki Alie menyampaikan sejumlah harapan dan pandangannya terkait tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Menurut Ketua DPR RI Periode 2009 – 2014 ini, usia 80 tahun kemerdekaan bukanlah usia yang singkat bagi sebuah bangsa, namun masih banyak persoalan mendasar yang belum tuntas.

“Bagi kita rakyat Indonesia, HUT ke-80 ini seharusnya menjadi momentum untuk evaluasi diri. Kita masih menghadapi masalah kesejahteraan, pendidikan yang tertinggal, serta akses pelayanan kesehatan yang belum merata,” ujarnya. Ia menyoroti angka PISA yang masih rendah, serta masalah stunting dan gizi buruk yang harus menjadi perhatian serius.

Selain masalah ekonomi dan sosial, Marzuki Alie juga menyoroti keretakan antar elemen bangsa. Menurutnya, masuknya beragam paham yang memicu intoleransi dan perpecahan menjadi ancaman serius bagi nilai-nilai asli bangsa Indonesia.

“Ancaman lain yang tidak kalah besarnya adalah keretakan antar elemen bangsa, masuknya beragam paham yang berdampak kepada intoleransi dan perpecahan,” tutur Marzuki. Ancaman narkoba yang semakin masif juga berpotensi mengancam keberlangsungan bangsa.

Marzuki Alie mengapresiasi sikap Presiden Prabowo yang tidak ragu mengakui kondisi tersebut dan tidak menutupi berbagai tantangan yang ada. Ia berharap pemerintah saat ini dapat belajar dari presiden-presiden sebelumnya yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa.

“Presiden Prabowo mengakui bahwa semua presiden sebelumnya telah bekerja dengan baik, memberikan kontribusi bagi masa depan bangsa,” kata Marzuki. Namun demikian, ia menekankan bahwa tantangan terus berubah seiring dengan situasi global yang dinamis.

Marzuki juga berharap Presiden Prabowo dapat bertindak tegas terhadap para pendukungnya jika terjadi pelanggaran, sebagai bentuk keteladanan dalam berbangsa dan bernegara.

“Tentunya kita berharap, presiden dapat tegas dengan parpol pendukungnya, apabila ada pelanggaran,” ungkap Marzuki. Ia juga berharap adanya konsistensi dan ketegasan dari Presiden terhadap para pembantunya yang lamban dalam bekerja dan tidak berkontribusi pada janji-janji yang telah diutarakan. Marzuki menambahkan bahwa korupsi yang kian merajalela juga menjadi isu krusial yang harus ditangani dengan serius. (andhiko ta)