Ratusan Universitas di China Tutup Jurusan Bahasa Asing: Kalah dengan AI
IGMTVnews.com —– Beberapa universitas di China mulai menutup prodi bahasa asing. Dulunya menawarkan karier yang menjanjikan, mengapa hal ini bisa terjadi?
Diketahui, Universitas Sains dan Teknologi Tiongkok di Hefei, provinsi Anhui, menghentikan jurusan Bahasa Inggrisnya pada 2023 silam. Kemudian pada 2024, Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional dan Universitas Bahasa dan Budaya Beijing mengumumkan penangguhan pendaftaran untuk beberapa program magister bahasa termasuk penerjemahan bahasa Jepang dan interpretasi bahasa Italia.
Pada Mei 2024, Universitas Jinan di provinsi Shandong mengumumkan telah menghentikan pendaftaran di sembilan jurusan sarjana, termasuk Bahasa Korea dan Bahasa Jerman. Pada bulan yang sama, Universitas Dirgantara Shenyang di provinsi Liaoning mencantumkan 10 jurusan yang dihentikan pendaftarannya, termasuk Bahasa Inggris.
Menurut katalog persetujuan jurusan sarjana universitas untuk periode 2018-2022 yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan China, total 28 jurusan terkait bahasa asing dihentikan oleh 109 universitas. Di antaranya, 26 universitas menghentikan program studi Bahasa Jepang, 21 universitas menghentikan program studi Bahasa Inggris, dan 10 universitas menghentikan program studi Bahasa Korea.
Alasan Universitas China Tutup Jurusan Bahasa Asing
Ratusan universitas ini menutup jurusan bahasa asing lantaran perubahan besar dari kecerdasan buatan (AI). Alat penerjemahan AI kini mencapai akurasi lebih dari 95 persen dengan biaya layanan manusia 1 persen dan telah menguasai 40 persen pasar penerjemahan umum. Pergeseran ini telah menghilangkan permintaan akan penerjemah manusia.
Menurut laporan dari konsultan pendidikan MyCOS yang berbasis di Beijing, tingkat ketenagakerjaan pada tahun 2023 untuk jurusan bahasa turun menjadi 76,8 persen, 5,6 poin persentase di bawah rata-rata nasional lulusan S1.
Hanya 52 persen lulusan jurusan bahasa yang mendapatkan pekerjaan yang terkait dengan jurusan mereka, sehingga hampir setengahnya terpaksa berpindah bidang. Kepuasan terhadap jurusan tersebut anjlok dari 78 persen pada 2010 menjadi 67 persen pada 2023, menurut laporan tersebut.
Sektor ketenagakerjaan tradisional juga mengalami penurunan tajam. Perekrutan di bidang perdagangan dan bisnis internasional menurun dari 28 persen pada tahun 2010 menjadi 18 persen pada 2023, sementara peran penerjemahan berkurang setengahnya dari 15 persen menjadi 8 persen selama periode tersebut.
Pendidikan dan bimbingan belajar turun dari 25 persen menjadi 22 persen, dengan pelatihan Bahasa Inggris K12 mengalami penurunan yang sangat parah. Lulusan Universitas Wuhan di provinsi Hubei, Zhao, sempat mendapatkan posisi sebagai tutor musim gugur lalu. Namun ia harus menerima surat pemberhentian pada bulan April, dua bulan sebelum kelulusannya.
“Tidak ada penjelasan, hanya ‘posisi dihapuskan’,” ujarnya dalam The Straits Times dikutip Kamis (17/7/2025).
Beberapa wawancara berikutnya tidak membuahkan hasil. Zhao mengatakan jika ia tidak kalah dengan teman-teman sekelasnya dalam hal kemampuan bahasa, penampilan, kepribadian, dan keterampilan komunikasi. Ia yakin telah diberhentikan tanpa alasan yang jelas dan merasa frustasi.
Zhao sekarang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian pegawai negeri sipil pada tahun 2025. Ia mengatakan jika ia tidak merekomendasikan Bahasa Inggris sebagai pilihan karier bagi para mahasiswa. (*)