IGMTVnews.com —– Universitas Indo Global Mandiri (IGM) menggelar Forum Group Discussion (FGD) terkait Visi, Misi, dan Kurikulum Program Studi Kimia, Kamis (25/9).
Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam proses evaluasi dan pengembangan mutu pendidikan di lingkungan kampus, khususnya pada tingkat program studi.
FGD tersebut turut menghadirkan Wakil Rektor I Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof. Nurul Widiastuti, M.Si., Ph.D, yang menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan terhadap struktur dan arah kurikulum yang sedang dikembangkan. Kehadirannya memberikan perspektif dari institusi yang telah lebih dulu mapan dalam pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan industri dan riset.
Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Sains (Fasilkom dan Sains) Universitas IGM, Rudi Heriansyah, S.T., M.Eng., Ph.D, menegaskan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sistematis untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, khususnya di tingkat program studi dan fakultas.
“Diskusi ini bukan hanya formalitas. Kami benar-benar ingin menyerap masukan dari para pakar, agar program studi Kimia bisa relevan dengan kebutuhan saat ini dan masa depan,” ujar Rudi.
Ia menjelaskan, perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut perguruan tinggi untuk terus melakukan penyesuaian dalam kurikulum. Hal ini penting agar lulusan yang dihasilkan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan di dunia industri serta usaha secara nyata.
Menurutnya, masukan yang diperoleh dalam diskusi ini bersifat konstruktif dan komprehensif. Tidak hanya menyasar aspek akademik, tetapi juga menyentuh dimensi strategis dan praktis dalam proses pembelajaran.
“Kurikulum yang kami susun harus adaptif terhadap perkembangan zaman, tetapi juga harus tetap memiliki pijakan kuat pada visi Universitas IGM, yakni menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing global,” lanjut Rudi.
Ia berharap, FGD ini akan menghasilkan rumusan konkret yang bisa menjadi panduan bagi pengembangan program studi di masa mendatang. “Arah pengembangan kurikulum tidak bersifat spekulatif, melainkan berdasarkan kajian dan masukan dari berbagai pihak yang kompeten di bidangnya,” pungkasnya. (andhiko ta)