IGMTVnews.com —– Ratusan siswa SMP LTI Indo Global Mandiri (IGM) mengikuti kegiatan kunjungan edukatif ke dua lokasi berbeda, yakni Graha Teknologi Sriwijaya Jakabaring dan Museum Balaputradewa, Rabu (5/11) lalu.
Kunjungan ini merupakan bagian dari program sekolah untuk memberikan pengalaman belajar langsung (experiential learning) di luar lingkungan kelas guna memperkaya wawasan akademik dan menumbuhkan kecintaan terhadap warisan budaya.

Para murid diajak untuk berinteraksi langsung dengan berbagai alat peraga sains di Graha Teknologi Sriwijaya. Di sana, mereka tidak hanya menyaksikan, tetapi juga mengidentifikasi dan mempraktikkan konsep-konsep dasar ilmu fisika, khususnya yang berkaitan dengan materi gaya, gerak, dan hukum Newton. Aktivitas ini dirancang untuk mengubah pandangan siswa bahwa pelajaran sains hanya terbatas pada teori di buku. Melalui interaksi yang menyenangkan, diharapkan semangat belajar dan rasa ingin tahu mereka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) modern semakin terasah.
“Dengan melihat dan mencoba sendiri, konsep yang awalnya abstrak menjadi sangat nyata dan mudah dipahami, ini adalah kunci menumbuhkan curiosity mereka terhadap sains,” ujar Kepala SMP LTI Indo Global Mandiri, Estijat, S.Pd.

Setelah mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi modern, perjalanan edukasi dilanjutkan menuju Museum Balaputradewa. Di lokasi ini, fokus pembelajaran dialihkan pada aspek sejarah dan kebudayaan Sumatera Selatan. Para siswa diajak menelusuri koleksi benda-benda bersejarah dari era prasejarah, kejayaan Kerajaan Sriwijaya, hingga masa Kesultanan Palembang.
Tujuan kunjungan ke museum adalah untuk menanamkan pemahaman mendalam mengenai akar sejarah lokal dan menumbuhkan rasa bangga serta kecintaan terhadap warisan budaya bangsa yang menjadi identitas daerah. Kunjungan ini sekaligus menjadi pengingat penting bahwa kemajuan teknologi harus diimbangi dengan penghargaan terhadap sejarah.
“Kita harus memastikan bahwa generasi muda kita tidak hanya cerdas teknologi, tetapi juga kuat dalam pemahaman sejarah dan budaya mereka sendiri,” kata dia.
Ia berharap, kegiatan kunjungan edukatif ini bukan sekadar rekreasi, melainkan investasi penting dalam pembentukan karakter siswa. Menurutnya, pembelajaran tidak bisa hanya mengandalkan buku teks di kelas.

Ia berharap sinergi antara pembelajaran sains di pusat teknologi dan apresiasi sejarah di museum dapat menciptakan generasi muda yang memiliki pengetahuan luas, mampu berpikir kreatif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Kegiatan ini dinilai krusial untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan zaman sekaligus menjunjung identitas bangsa.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi pondasi kuat untuk membentuk karakter murid yang berpengetahuan luas, kreatif, dan berbudaya, karena karakter inilah yang akan membawa mereka sukses di masa depan,”pungkasnya. (andhiko ta)


