IGMTVnews.com —– Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang kembali menjadi magnet bagi pelajar di Kota Pempek.
Sebanyak 197 siswa kelas III dan IV dari SD Plus Indo Global Mandiri (IGM) melaksanakan kegiatan Outing Class Learning (OCEAN) di museum yang menyimpan jejak Kesultanan Palembang dan Kerajaan Sriwijaya tersebut. Kunjungan edukatif ini disambut baik oleh Pemerintah Kota Palembang yang terus berupaya menjadikan museum sebagai pusat edukasi sejarah dan budaya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Drs. Kgs. H. Sulaiman Amin, menyatakan kebanggaannya atas eksistensi Museum SMB II.

Ia menegaskan bahwa Palembang adalah kota yang kaya akan warisan sejarah dan budaya, sebuah modal berharga yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Museum yang berlokasi strategis ini menjadi jendela untuk melihat kembali masa kejayaan Kesultanan Palembang dan peradaban besar Sriwijaya. Pihaknya optimistis bahwa dengan upaya pelestarian dan pengembangan koleksi, kunjungan ke museum akan terus mengalami peningkatan signifikan.
“Tentunya kita bangga ada museum Sultan Mahmud Badaruddin II, yang merepresentasikan Kesultanan Palembang dan Kerajaan Sriwijaya, sebab Palembang kaya akan sisi sejarah dan budaya,” ujar Sulaiman Amin.

Kunjungan ratusan siswa SD Plus IGM ini merupakan bagian dari program tahunan sekolah yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang berbeda. Waka Kesiswaan SD Plus Indo Global Mandiri, Agus Salim S. Pd., menjelaskan bahwa program yang dinamakan OCEAN (Outing Class Learning) ini diikuti oleh total 197 siswa dari kelas III dan IV. Kegiatan ini diselenggarakan setiap semester ganjil (I) dan menjadi sarana siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru secara langsung, berbeda dengan pembelajaran yang mereka dapatkan di dalam kelas formal.
Pembelajaran di luar kelas ini dianggap efektif untuk mendorong siswa belajar melalui proses mengamati dan berinteraksi langsung dengan objek sejarah. Dengan cara ini, siswa diharapkan dapat mengenal dan memahami sejarah Palembang yang terangkum rapi di dalam museum.

“Pembelajaran di luar kelas ini memungkinkan siswa belajar secara langsung dengan proses mengamati, menjadi ilmu pengetahuan baru yang tidak didapat dari sekolah, sehingga siswa dapat mengenali sejarah di museum ini,” pungkasnya. (andhiko ta)

 
			
 
 

 
			 
			