UIGM Perkuat Ekonomi Kreatif Tuan Kentang, Dorong Inovasi Kain Eco Jumputan Berbasis Pewarna Alam

IGMTVnews.com —– Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) meluncurkan program strategis di Sentra Kerajinan Tuan Kentang, Palembang, bekerjasama dengan Forum Wirausaha Jumputan Muda (Forjuma).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) 2025 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Program ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat kreatif dan produktif di sentra perajin kain jumputan, sekaligus membawa mereka menuju kemandirian ekonomi.

Sentra Kerajinan Tuan Kentang, yang berdiri sejak 2017, dikenal sebagai pusat perajin kain jumputan, songket, tajung, dan blongsong.

Kawasan ini telah menjadi ikon ekonomi kreatif berbasis budaya, meskipun masih menghadapi kendala dalam promosi dan digitalisasi. Menanggapi hal ini, Tim Pelaksana PkM-PISN UIGM—yang diketuai oleh Aji Windu Viatra, M.Sn, bersama Dr. Doris Febriyanti M.Si dan anggota tim lainnya—melakukan kegiatan pemberdayaan kerajinan eco jumputan yang berbasis pewarna alam.

Metode kegiatan PISN yang dilakukan meliputi Sosialisasi, Pelatihan Pewarna Alam, Produksi Eco Jumputan, Branding, Digital Marketing, Tata Kelola Lembaga, hingga Manajemen Keuangan. Hasil dari pelatihan produksi ini menghasilkan produk eco jumputan dengan pola motif baru yang artistik.

“Poin utama dalam pengembangan produk usaha Forjuma salah satunya melalui kreasi produk dengan pemanfaatan bahan pewarna alam berupa bahan sisa alam, seperti kulit manggis, secang, kayu tinggi, kayu teger, dan jolawe, yang dapat menambah nilai kualitas produk yang ramah lingkungan,” ujar Aji Windu.

Program PISN ini, lanjutnya, menjadikan institusi pendidikan tinggi berfungsi sebagai penggerak untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat. Tujuan utama dari program ini adalah mendorong kerjasama antara perguruan tinggi, komunitas perajin, serta pemerintah, dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing, dan keberlanjutan ekosistem seni budaya. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya melestarikan seni tradisional tetapi juga memperkuat posisi Palembang sebagai pusat budaya Nusantara yang kompetitif di tingkat nasional maupun internasional.

“Program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para perajin serta memperkuat ekosistem Sentra Kerajinan Tuan Kentang sebagai pusat seni dan budaya yang kompetitif, berkelanjutan, dan berbasis inovasi seni,” pungkasnya. (andhiko ta)