IGMTVnews.com —– Dua dosen Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) Palembang berhasil memperkuat kapasitasnya di dunia pelatihan konstruksi nasional dengan mengikuti kegiatan Training of Trainer (ToT) Instruktur Pelatihan Bidang Konstruksi Level 3.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Balai Jasa Konstruksi Wilayah II (BJKW II) Palembang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 29 – 31 Oktober 2025, di Kantor BJKW II Palembang.
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil UIGM, Dr. Ir. Mukhlis Nahriri Bastam, S.T., M.T., IPM, ASEAN Eng., dan Dr. Ir. Revianty Nurmeyliandari, S.T., M.T., IPM, ASEAN Eng., mewakili UIGM dan bergabung bersama sekitar 30 peserta dari berbagai instansi di lima provinsi wilayah Sumatera, menegaskan posisi strategis BJKW II Palembang sebagai simpul pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi regional.
“Kehadiran kami di sini adalah wujud komitmen UIGM untuk menjadi bagian penting dalam pengembangan SDM konstruksi yang unggul dan berdaya saing,” kata Muhlis kepada IGMTVnews.com.
Pelatihan ToT Level 3 ini, lanjutnya, secara khusus dirancang untuk mencetak calon instruktur profesional yang kompeten dalam merancang, menyampaikan, dan mengevaluasi program pelatihan teknis konstruksi. Seluruh rangkaian materi pelatihan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan kebutuhan terbaru industri jasa konstruksi.
Selama kegiatan, peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang regulasi sektor konstruksi, penguatan metodologi pelatihan orang dewasa (andragogi), teknik fasilitasi, hingga strategi penjaminan mutu. Para dosen UIGM juga diarahkan untuk menyusun rencana pelatihan yang sistematis dan melakukan simulasi mengajar (micro teaching) sebagai bagian dari uji kompetensi.
“Melalui pelatihan ini, kami dipersiapkan untuk mencetak trainer konstruksi yang benar-benar memenuhi standar mutu nasional yang ditetapkan,” ujar dia.
Dengan bekal sertifikasi instruktur, dosen diharapkan mampu membawa pendekatan pembelajaran yang semakin aplikatif di kelas, memperkaya studi kasus, dan menjembatani mahasiswa dengan kebutuhan nyata industri, mulai dari aspek teknis, manajemen proyek, hingga Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Langkah ini juga sejalan dengan rencana UIGM untuk mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UIGM, di mana keberadaan instruktur dan asesor yang terlatih menjadi prasyarat kunci.
“Tujuan utama kami adalah memastikan lulusan UIGM tidak hanya memiliki ijazah akademik, tetapi juga sertifikat kompetensi profesi yang diakui secara nasional,” pungkasnya. (andhiko ta)


