HUT Yayasan Indo Global Mandiri, Founder : Alumni IGM Harus Siap Bersaing di Dunia Kerja, Miliki Akhlak yang Baik serta Beritegritas

IGMTVnews.com, PALEMBANG – Yayasan Indo Global Mandiri (IGM) tepat menginjak usia ke 22 tahun hari ini, Senin (5/10/2020).

Banyak hal baik yang sudah dilakukan oleh Yayasan IGM demi kepentingan masyarakat terutama di dunia pendidikan dan agama baik di tingkat lokal, regional maupun internasional.

Hari Ulang Tahun (HUT) tahun ini pun diharap menjadi momentum terbaik bagi seluruh keluarga besar IGM untuk terus meningkatkan kinerja, kualitas serta kebersamaan agar IGM terus tumbuh besar di masa mendatang.

Founder Yayasan IGM, Dr H Marzuki Alie, SE, MM menjelaskan jika didirikannya Yayasan ini bermula saat Indonesia mengalami krisis pada periode 1998 silam. Masyarakat mengalami krisis multi dimensi dan karakter.

“Dilandasi pada kondisi sosial masyarakat seperti itulah, saya bercita cita membangun sekolah dengan visi yang jelas. Menyiapkan alumni yang mampu bersaing di era globaisasi, mengisi ruang ruang pekerjaan yang kosong maupun membuka lapangan kerja. Yang terpenting, mereka mempunyai akhlak yang baik dan berintegritas. Itu nilai yang luar biasa,” katanya kepada IGMTVnews.com.

Dengan usia yang saat ini sudah menginjak 22 tahun, ia menilai jika Yayasan IGM sudah cukup besar dan matang. Ini dibuktikan dengan banyak kiprahnya, baik dalam pendidikan formal maupun memberikan bantuan kepada masyarakat. “Insya allah, ke depannya Yayasan IGM akan lebih baik lagi,” katanya.

Ketua Yayasan Indo Global Mandiri, Ketua Yayasan Indo Global Mandiri, M Fadhiel Ali, S.Kom, B.I.T, M.T.I mengatakan, hari ini, Senin (5/10/2020) merupakan hari yang istimewa. Ada tiga peristiwa besar yang saat ini bersaman digelar, yakni HUT TNI, HUT Yayasan Indo Global Mandiri, dan Pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2020 di Kampus UIGM.

“Ini momentum terbaik bagi kita,” katanya. Menurutnya, keberadaan Yayasan IGM menjadi wadah serta inspirasi bagi masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan krisis karakter, sosial serta rasa kebangsaan yang sebelumnya mengalami krisis pada 1998 silam.

Di hadapan 900 mahasiswa baru dalam PKKMB 2020 UIGM, Fadhiel menceritakan secara garis besar pendirian Yayasan IGM. Penbentukan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Indo Global Mandiri (STMIK IGM), merupakan sekolah tinggi pertama dalam bidang Teknologi Informasi menjadi langkah awal.

Kemudian, tahun 2002/2003 Yayasan IGM membuka pendidikan tingkat menengah yaitu SMA Life Skill Teknologi Informatika (SMA LTI IGM), kemudian tahun 2004/2005 membuka pendidikan SMP Life Skill Teknologi Informatika (SMP LTI IGM), tahun 2006/2007 dibuka pendidikan SD-Plus. Pada tanggal 6 November 2004 Sekolah Tinggi Teknologi Palembang (STTP) bergabung kedalam Yayasan IGM dengan nama STTP-IGM, untuk kemudian pada tahun 2008 STMIK IGM dan STTP IGM dimerger menjadi Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) dengan menambahbeberapa bidang studi yang lain, seperti Planologi, Desain Komunikasi Visual, Pendidikan Bahasa Inggris dan Sistem Komputer, terakhir Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis dan Syariah (STEBIS) IGM juga siap mencetak lulusan terbaik di Indonesia.

“Sebagai bentuk keperdulian kepada masyarakat yang belum beruntung, Yayasan IGM juga memberikan beasiswa kepada anak yatim / piatu dan atau kurang mampu berupa pendidikan gratis yang dibina di Pondok Pesantren Modern IGM Al-Ihsaniah untuk tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah,” katanya.

Bentuk kegiatan sosial lainnya yang dilaksanakan oleh Yayasan IGM, yaitu memberikan bimbingan secara gratis kepada calon jemaah haji mulai dari Indonesia sampai di tanah suci, dengan medirikan KBIH IGM Al-Ikhsaniyah pada 2001, di samping memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang masih memerlukan bantuan baik dalam bentuk bakti sosial, bantuan dana maupun konsultasi pengembangan ekonomi kerakyatan.

“Mudah-mudahan Yayasan IGM akan terus berkiprah memberikan kontribusi yang konkret dan positif serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Dirgahayu ke 22 Yayasan Indo Global Mandiri,” pungkasnya. (andhiko tungga alam)