IGMTVnews.com, PALEMBANG —– Ada sejumlah catatan penting yang patut diketahui dalam proses Wisuda Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis dan Syariah (STEBIS) Indo Global Mandiri (IGM) Sabtu, (26/11/2022) kemarin.
Berhasil meluluskan alumni terbaik sebanyak 183 wisudawan – wisudawati dengan rincian Prodi Ekonomi Syariah sebanyak 117 orang dan Prodi Perbankan Syariah 66 orang menjalani prosesi pemindahan kuncir menjadi momen terbaik yang dimiliki jajaran akademis STEBIS IGM.
Ketua STEBIS IGM, H Chandra Satria, SE, M.Si menyebut jika lulusan STEBIS dalam pelaksanaan wisuda yang digelar merupakan wisudawan – wisudawati terbanyak sejak STEBIS IGM didirikan pada 2014 silam.
“Ini sebuah kebanggaan kita tersendiri. Kita juga patut berbahagia. Tentunya kita harapkan, tidak hanya berakhir sampai disini (belajar), tapi setiap alumni dapat terus meningkatkan kompetensi dan kemampuannya untuk menjadi orang yang berguna,” tegas Chandra.
Ketua Yayasan IGM, M Fadhiel Alie, B.I.T, M.T.I juga menyampaikan agar setiap lulusan STEBIS IGM untuk dapat memanfaatkan momentum yang datang. “Jangan melewatkan kesempatan jika memang itu berguna bagi rekan rekan sekalian. Raih sesuatu untuk membanggakan orang tua kalian,” ujar dia saat memberikan sambutan.
Jika momentum tersebut tak kunjung tiba, ia mengajak agar setiap lulusan untuk menciptakan momentum tersebut. “Saya yakin dan percaya jika lulusan STEBIS mampu memberikan yang terbaik bagi diri sendiri, orang tua dan almamater. Terimakasih kepada orang tua yang telah mempercayakan IGM sebagai tempat terbaik untuk lembaga pendidikan,” tegasnya.
Di sisi lain, dari 183 mahasiswa STEBIS IGM yang mengikuti proses pemindahan kuncir, Kepala Lembaga Penjamin Mutu STEBIS IGM, Doly Nofiansyah, S.E,M.Si, CTMP,CPRM,CPWA,CSEM, CSOPA mengatakan, jika ada satu mahasiswi STEBIS IGM Prodi Ekonomi Syariah yang “terpaksa” tidak bisa bergabung dengan wisudawan lainnya di Aula Graha IGM, Burlian.
“Mahasiswi kita yang bernama Lea Sandora menjalani wisuda dari Madinah Al Mukaromah dan menjalani ibadah umrah,” pungkasnya. (andhiko tungga alam)
Comment