by

Hardiknas 2023, Warek III Universitas IGM : Jangan Jadikan Pendidikan Formal sebagai Pabrik Pencetak Robot Robot Intelek

IGMTVnews.com, PALEMBANG —– Menteri Pendidikan Nasional Nadiem Anwar Makarim menggarisbawahi peran kolaboratif seluruh elemen dalam ekosistem pendidikan yang bergotong royong mewujudkan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara untuk mewujudkan generasi emas Indonesia pada tahun 2045.

Wakil Rektor III Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Indo Global Mandiri (IGM), Prof Erry Yulian T Adesta, Ph.D mengatakan, pendidikan yang ada di Indonesia saat ini mulai tergerus dengan pola pemikiran jika pendidikan formal hingga ke jenjang perguruan tinggi tersebut untuk menjadikan manusia sebagai salah satu sumber daya untuk kepentingan produksi bagi yang memiliki kekuatan (resource).

Alhasil, kondisi ini mengubah manusia menajdi sebuah instrumen produksi. “Dan manusia akan menjelma menjadi robot dalam bekerja. “Saya kurang menyetujui jika manusia itu sebagai SDM, tapi lebih tepat jika disebut sebagai human capital (modal insani). Bagaimana cara memandang manusia dengan seutuhnya. Rekleksi inilah yang kita perlukan dalam momen Hardiknas 2023 ini,” kata Erry kepada IGMTVnews.com, Kamis (4/5/2023).

Ia tidak menampik jika saat ini banyak SDM tersebut yang memiliki softskill yang baik bahkan melebihi rata rata, tapi jika tidak dibekali dengan tingkat kesadaran yang tinggi serta akhlak maka manusia tersebut tidak lebih dari sebuah mesin.

“Jadikan Hardiknas ini sebagai langkah awal untuk perbaikan secara menyeluruh dalam jiwa anak anak bangsa. Pendidikan itu didapat selama sepanjang hayat (long life learning), dan tidak dibatasi oleh sekat-sekat. Apalagi mencetak robot robot intelek,” paparnya.

Jika pendidikan tersebut tidak dibareng dengan pendidikan akhlak, maka bukan tidak mungkin justru akan melahirkan individu-individu yang terlibat dalam perbuatan yang kurang baik. “Saat ini banyak produk-produk dari Perguruan Tinggi papan atas yang justru terlibat kasus korupsi, coba bayangkan itu,” ujarnya.

Untuk itu, idealnya, proses pendidikan sebuah pengajaran yang ada di Indonesia sebaiknya dikembalikan lagi kepada metode brilian yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewan Tara. “Metode Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani masih sangat valid dan akurat untuk diterapkan di era saat ini. Dan semua dimulai dari pendidikan keluarga sebagai lingkungan terdekat untuk pengembangan akhlak manusia,” pungkasnya. (andhiko tungga alam)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed