by

Ruang Kata : Ayo Mendongeng Sebelum Tidur

Mendongeng sebelum tidur saat ini bukan lagi aktivitas rutin yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak. Bahkan Mendongeng sudah menjadi barang langka. Kak Seto Mulyadi Mantan Ketua Komnas Anak menyayangkan setiap hari anak berkutat dengan tontonan televisi dan video game yang nilai edukasinya sangat sedikit. Padahal dongeng sangat bermanfaat bagi eksistensi anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini.

Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini.

Kedua, dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati (Dongeng berfungsi sebagai media pendidikan nilai-nilai keluhuran). Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seperti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai karena dongeng menjadi jalan mewujudkan kaidah dasar, bahwa penanaman nilai dapat dilakukan tanpa kesan memaksa dan menekan. Anak bisa memahami hal mana yang perlu ditiru dan yang tidak boleh ditiru. Hal ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasikan diri dengan lingkungan sekitar disamping memudahkan mereka menilai dan memposisikan diri di tengah-tengah orang lain..

Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya.

Terakhir, dongeng adalah salah satu alat efektif komunikasi antara orang tua dan anak. Terutama orang tua yang sibuk bekerja sehingga sangat sedikit berinteraksi dengan anak, di waktu malam sebelum tidur, orang tua dapat mencurahkan kasih sayang dan perhatian yang tinggi kepada anak lewat dongeng-dongeng yang memberi motivasi dan kedamaian kepada anak

Dr. Abdul Aziz Abdul Majid menyatakan di dalam kitab al-Qissah fi al-Tarbiyah bahwa dongeng berada pada posisi pertama dalam mendidik etika kepada anak. Karena anak cenderung menyukai dan menikmatinya, baik pada segi ide, imajinasi, maupun peristiwa-peristiwanya. Jika hal ini dapat dilakukan dengan baik maka dongeng akan menjadi bagian dari seni yang disukai anak-anak bahkan orang dewasa.

Psikolog Ninok Widiantoro mengatakan, dongeng bisa menciptakan sisi kepekaan sang anak. Tokoh dan karakter yang diceritakan dalam dongeng akan selalu diingat oleh sang anak, apakah itu tokoh baik maupun tokoh jahat. Cerita dongeng juga dapat berpengaruh bagi kesembuhan anak yang sedang sakit, terutama dampak psikologisnya. Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara paling ampuh dan efektif untuk memberikan sentuhan humanis dan sportifitas bagi anak. Dongeng berpengaruh pada cara berpikir, moral, dan tingkah laku.

Demikian pula Kusumo Priyono, maestro dongeng Indonesia yang berpendapat bahwa dalam mendongeng biasanya ada sesuatu yang ingin disampaikan, terutama moral dan budi pekerti. Selain itu, yang tak kalah penting adalah sarat nuansa hiburan bagi anak-anak (edukatif dan kreatif) sehingga anak merasa senang dan terhibur

Dongeng sangat bermanfaat.. Sekarang mari mendongeng sebagai bagian dari aktivitas sayang anak, karena anak adalah elemen penting dalam keluarga selain sebagai generasi penerus, anak memiliki muatan filosofis. Imam Ghozali pernah bercerita kepada murid-muridnya tentang muatan filosofis anak.

Seorang lelaki datang kepada seorang ustadz, mengadukan persoalan keluarganya. “Saya bosan di rumah sekarang.”

“Mengapa?”

“Tidak ada yang menarik.”

”Lalu engkau jarang di rumah?”

”Iya tentu.”

”Anakmu berapa?”

”Dua. Satu laki-laki berumur lima tahun, satunya perempuan, tiga tahun.”

”Pernahkah engkau memperhatikan anakmu ketika sedang makan?”

”Tidak.”

”Ketika sedang bermain-main?”

”Juga tidak.”

”Ketika tidur saat tengah malam?”

”Tidak.”

”Coba lakukanlah itu. Ketika engkau sedang memperhatikan, rasakanlah bahwa Ia adalah anakmu, pelanjut denyut hidupmu, yang harus kau curahi cinta dan kasih sayang. Anak-anakmu itu adalah karunia Allah untuk menyenangkan hatimu. Ketika Ia makan, perhatikanlah bagaimana Ia mengunyah rezeki yang dikirim Allah lewat tanganmu yang bekerja.

Ketika Ia tidur, perhatikanlah hidungnya yang mirip engkau, bibirnya yang mirip Ibunya, dan perhatikan pula bagaimana desah nafasnya ketika menghirup dan menghembuskan udara. Itu semua film indah yang disuguhkan Allah untukmu.

Kalau engkau membiasakan melakukan ini sambil mengingat Allah, engkau akan mendapat nikmat ruhani tiada tara. Di antara orang yang sangat malang, ialah orang yang tidak bisa menikmati keindahan yang dipancarkan Allah lewat gerak dan tingkah laku anak-anaknya sendiri.

Kehidupan berlalu bersama waktu

Peristiwa terjadi setiap hari

Puaskan dirimu dengan hidupmu

Kamu pasti bahagia

Tinggalkan hawa nafsumu

Kamu pasti hidup merdeka

Betapa banyak kematian

Diantara emas, perak dan permata.

Penulis :

Havis Aravik (Perbankan Syariah, STEBIS IGM Palembang

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed